Good Go-Ferment 2018

From Lifepatch - citizen initiative in art, science and technology
Jump to navigation Jump to search
Poster Good Go-Ferment 2018

Lifepatch mengundang teman-teman untuk berkumpul tiga hari dalam GOOD GO-FERMENT 2018 dalam kerangka melakukan kerja-kerja fermentasi seperti saling bertukar pengetahuan, berdiskusi, mengulik teknik & belajar keterampilan, serta berbagi pengalaman terkait kerja fermentasi baik secara teoritis & praktis. Selain itu juga bisa menjadi ajang untuk mempertanyakan bagaimanakah kerja peragian yang bagus & baik, serta apakah patokannya.

Detail Acara

Jumat, 20 Juli 2018, 13:30 - 17:30 WIB

  1. Diskusi bersama Yudhistira Brilianatama, Agus Tri Budiarto, Agung FB.
  2. Membuat tempe bersama Rudi.
  3. Membuat kefir & yogurt bersama Endah Palupi.

Sabtu, 21 Juli 2018, 10:00 - 21:00 WIB

  1. Membuat kimchi bersama Maya Minder.
  2. Membuat tape ketan & singkong bersama Lim Wen Sin.
  3. Membuat kombucha bersama Citra Kirana.

Minggu, 22 Juli 2018, 10:00 - 17:00 WIB

  1. Membuat wine buah bersama Theodorus Hendra Adhitiya.
  2. C4E together bersama Nova Basuki.
  3. Diskusi bersama, tentang apa saja yang telah dilakukan sejak hari pertama. -

Good Go-Ferment 2018

Good Go-Ferment 2018 merupakan serial lokakarya beruntun yang diiniasi Lifepatch dalam rangka mengumpulkan para pelaku kerja peragian namun juga sesiapa yang ingin belajar bersama kerja-kerja peragian. Lokakarya ini bersifat terbuka, ada sessi diskusi, ada sessi praktek dan bisa berkembang dengan kegiatan lain yang masih terkait. Secara umum dalam praktek akan ada fasilitator yang akan membagikan pengalamannya dan peserta aktif yang bisa juga membagikan pengalamannya terkait "fermentasi". Pada akhir sessi juga diharapkan akan ada jejaring atau kesinambungan kegiatan. Semangat Do It Yourself (DIY), Do It With Other (DIWO), Do It Together (DITO), saling belajar dan saling berbagi menjadi dasar utamanya.

Alasan Dilaksanakan Lokakarya

Banyak asumsi bahwa fermentasi identik dengan alkohol yang memabukan, padahal tidak semua olahan fermentasi memabukan & tidak semuanya berbentuk cairan, ada juga yang berbentuk padat. Proses fermentasi mendayagunakan aktivitas suatu mikroba tertentu atau campuran beberapa spesies mikroba. Mikroba yang banyak digunakan dalam proses fermentasi antara lain khamir, ragi, kapang dan bakteri. Teknologi fermentasi merupakan salah satu upaya manusia dalam memanfaatkan bahan-bahan yang berharga relatif murah bahkan kurang berharga, menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi dan berguna bagi kesejahteraan hidup manusia. Fermentasi merupakan bentuk penerapan atau aplikasi tertua dari bidang bioteknologi. Pada mulanya istilah fermentasi digunakan untuk menunjukan proses pengubahan glukosa menjadi alkohol yang berlangsung secara anaerob. Sederhananya bisa dibayangkan, bila memasak pada umumnya kita menggunakan api, fermentasi mengganti api dengan mikroba.

Diskusi

Good Go-Ferment 2018 akan diawali dengan diskusi dua arah yang diharapkan bisa membuka pikiran bersama tentang seluk beluk kerja-kerja fermentasi. Pemantik diskusi awal adalah Yudhistira Brilianatama, pegiat fermentasi lulusan Microbiologi UGM yang saat ini bergelut dengan produksi pestisida hayati dan kopi probiotik. Pemantik kedua adalah Agus Tri Budiarto dan dimoderatori oleh Agung FB.

Fasilitator

Good Go-Ferment 2018 ini mengundang beberapa fasilitator di bawah ini:

Rudi Gimbal

Endah Palupi

Endah Palupi Owner YOJA (Yogurt Jogja) https://www.facebook.com/yoja.yogurt.9

Maya Minder

Maya Minder (lahir tahun 1983, tinggal di Zürich) adalah seniman, pegiat fermentasi dan organisator. Maya adalah anggota aktif Hackteria.org dan pendiri Gasthaus: Fermentation and Bacteria. Secara terus menerus membuat fermentasi sebagai aspek utama karyanya, tidak hanya secara harafiah tetapi juga sebagai metafora untuk fermentasi sosial, agitasi, dan perlawanan. Maya Minder menentang struktur industri dengan mempromosikan swakelola makanan lokal, kelestarian ekologi, dan masyarakat. Dia membangun kesadaran produksi makanan tradisional sebagai metode yang menyenangkan sekaligus cara menyelamatkannya sebelum terlupakan. Inti dari Gasthaus: Fermentation and Bacteria adalah tindakan keramahan berbagi makanan, pengetahuan dan waktu adalah proses penciptaan dan pengomposan. Fermentasi alami adalah proses yang memakan waktu. Artinya memasak tanpa panas. Ini juga berarti memiliki komponen estetika yang kuat, dan melibatkan indra, naluri, dan intuisi kita. Singkatnya, GASTHAUS benar-benar budaya. Bahan utamanya adalah isi kepala dan isi perut orang.

Lim Wen Sin

Lim Wen Sin lahir di jogja 18 maret 1977. Aktif sejak tahun 2009 hingga 2012 dalam kegiatan Rintisan Program Burung Hantu Sahabat Petani . Sejak tahun 2013 hingg 2018 Program Burung Hantu Sahabat Petani. Mulai menekuni kerja fermentasi sejak tahun 2002 dan masih belajar hingga sekarang.

Citra Kirana

Citra Kirana penggemar olahan pangan terutama yang melibatkan rempah, herba dan olahan fermentasi. Dalam perjalanannya belajar mengenai kesehatan holistik dan sistem pangan yang berkesadaran lingkungan, bertemu dengan Agung Satriya dan kemudian bersama mendirikan Sage Livingfood sebagai sarana untuk berkarya dan berbagi kebahagiaan kepada siapapun yang terlibat.

Theodorus Hendra Anditya

Theodorus Hendra Anditya yang akrab dengan panggilan Theo; lulusan Institut Seni Indonesia yang gemar bersepeda dan mengenal merwat tetumbuhan. Saat ini masih menekuni aktivitas kolaborasi home brewing berlabel AMUNISI yang sudah dimulai sejak tahun 2013 dan gemar memasak.

Referensi dan Pranala Luar