Telusuri Budaya DIY dengan Generasi 1934 dan 1954
Sebuah artikel yang mengulas Pameran Proyek Nenek ditayangkan di situs KR Online. Artikel ini disadur oleh Andreas Siagian pada tanggal 14 Maret 2015.
Isi Artikel
HASIL The Nenek Project yang dipamerkan di Jogja Contemporary Kompleks Jogja National Museum (JNM), 10-24 Maret menjadi upaya bersama untuk mempelajari praktek-praktek dan teknik budaya nenek-nenek.
Proyek ini mencoba untuk menelusuri hubungan antara budaya kontemporer Do It Yourself (DIY) dan budaya generasi ibu-ibu yang lahir antara tahun 1934 dan 1954. Kedua generasi DIY saling belajar, menginformasikan satu sama lain dan saling berhubungan pada berbagai tingkatan. Kini, mereka bersama-sama berjuang diantara desentralisasi, organisasi akar rumput mandiri dan 'top down' kontrol terpusat.
Dalam proses pengerjaan proyek ini, Cindy Lin Kaiying (Sg), Stefanie Wuschitz (At), Lifepatch (Id) meluangkan waktu untuk mengumpulkan dan berusaha memahami kekayaan narasi dari kunjungan, wawancara dan 'nongkrong' dengan dua orang nenek dan enam orang ibu dari anggota lifepatch.
"Beberapa nenek menceritakan kepada kami tentang kelompok atau organisasi perempuan tempat mereka berpartisipasi di dalamnya. Bagaimana melalui kelompok-kelompok tersebut, mereka menjalin persahabatan dan saling membantu. Kebanyakan dari mereka mengangap kelompok sebagai sarana untuk menjadi lebih kreatif dan bersenang-senang, atau iseng-iseng saja," ungkap Cindy.
Meskipun demikian, pengaruh dari sisa-sisa rezim Orde Baru (orba) masih bertahan dalam kelompok perempuan selama era pasca Soeharto. Ideologi negara keibuan masih sangat berhubungan dengan kelompok perempuan yang digunakan untuk memastikan bahwa kelompok perempuan berfungsi sebagai alat 'seleksi' dan 'kontrol'. (Mez)