Difference between revisions of "Open Lab OK. Video 2015"
(5 intermediate revisions by 2 users not shown) | |||
Line 1: | Line 1: | ||
− | [[File: | + | [[File:Open Lab OK Video 2015 - foto bersama.jpg|thumb|400px|Peserta Open Lab, (berdiri kiri ke kanan): Andreas Siagian, Miebi Sikoki, Riksa Afiaty, Dholy Husada, [[Dale Gorfinkel]], Benny Wicaksono. (Duduk kiri ke kanan): Aditya Adinegoro, Adhari Donora, Helmi Hardian, Oo Uncletwis, Budi Prakosa]] |
+ | |||
Open Lab merupakan salah satu program dalam [[Orde Baru, OK. Video - Indonesia Media Arts Festival 2015]]. | Open Lab merupakan salah satu program dalam [[Orde Baru, OK. Video - Indonesia Media Arts Festival 2015]]. | ||
+ | |||
+ | === Deskripsi Program === | ||
+ | Open Lab merupakan salah satu program dalam [[Orde Baru, OK. Video - Indonesia Media Arts Festival 2015]]. Program ini mengajak 4 komunitas yang bekerja dengan aplikasi kreatif teknologi untuk bekerja sama dalam memadukan, bertukar dan menghasilkan sebuah kerja kolaborasi dalam durasi waktu 5 hari selama festival berlangsung. 4 komunitas ini dipandu selama durasi waktu tersebut oleh kurator yang telah dipilih dan kerja mereka berlandaskan pada gagasan tema festival OK. Video kali ini, yaitu "Orde Baru". | ||
+ | |||
+ | === Detail Program === | ||
+ | Program Open Lab berlangsung pada: | ||
+ | * Hari/Tanggal: 14 - 19 Juni 2015 | ||
+ | * Waktu: 12.00 - 18.00 WIB | ||
+ | * Tempat: Bangsal Galeri Nasional Indonesia | ||
+ | * Alamat: Jl. Medan Merdeka Tim. No.14 Gambir Kota Jkt Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jkt 10110 Indonesia | ||
+ | |||
+ | Presentasi Publik berlangsung pada: | ||
+ | * Hari/Tanggal: 9 Juni 2015 | ||
+ | * Waktu: 18.00 WIB | ||
+ | * Tempat: Bangsal Galeri Nasional Indonesia | ||
+ | * Alamat: Jl. Medan Merdeka Tim. No.14 Gambir Kota Jkt Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jkt 10110 Indonesia | ||
=== Kuratorial === | === Kuratorial === | ||
+ | [[File:Poster Publikasi Open Lab OK Video 2015.jpg|400px|thumb|right|Poster Publikasi Open Lab OK Video 2015]] | ||
Apabila kita melihat kembali ke masa Orde Baru, kebebasan berkumpul, berserikat, dan mengeluarkan pendapat sangat dibatasi karena dianggap dapat mengancam dan menggoyahkan eksistensi sebuah kekuasaan. Kita digiring untuk melakukan sesuatu dalam sebuah desain yang mengarah pada keseragaman dalam balutan propaganda kesatuan dan persatuan sebuah bangsa. Hilangnya kebebasan berekspresi dan represi terhadap narasi di luar narasi resmi pemerintah inilah yang menjadi salah satu penyebab mengapa seni di Indonesia, terutama terkait dengan teknologi media, tidak muncul di tahun ‘80-an. Yang berlanjut pada hilangnya kultur medium pada karya-karya seni media yang lahir kemudian di tahun ‘90-an. | Apabila kita melihat kembali ke masa Orde Baru, kebebasan berkumpul, berserikat, dan mengeluarkan pendapat sangat dibatasi karena dianggap dapat mengancam dan menggoyahkan eksistensi sebuah kekuasaan. Kita digiring untuk melakukan sesuatu dalam sebuah desain yang mengarah pada keseragaman dalam balutan propaganda kesatuan dan persatuan sebuah bangsa. Hilangnya kebebasan berekspresi dan represi terhadap narasi di luar narasi resmi pemerintah inilah yang menjadi salah satu penyebab mengapa seni di Indonesia, terutama terkait dengan teknologi media, tidak muncul di tahun ‘80-an. Yang berlanjut pada hilangnya kultur medium pada karya-karya seni media yang lahir kemudian di tahun ‘90-an. | ||
Line 16: | Line 34: | ||
Jakarta, Anti-Bobo 2015 | Jakarta, Anti-Bobo 2015 | ||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
=== Kurator === | === Kurator === | ||
Line 28: | Line 40: | ||
=== Peserta === | === Peserta === | ||
Adapun peserta Open Lab antara lain adalah: | Adapun peserta Open Lab antara lain adalah: | ||
− | * Digital Nativ | + | * [[Digital Nativ]] |
* [[Lifepatch]] | * [[Lifepatch]] | ||
* Make.Do.Nia | * Make.Do.Nia | ||
Line 34: | Line 46: | ||
=== Dokumentasi === | === Dokumentasi === | ||
− | Berikut dokumentasi terpilih dari acara ini: | + | |
+ | Berikut dokumentasi video acara ini: | ||
+ | |||
+ | {{#widget:Youtube|id=qvpHms6qlBQ}} {{#widget:Youtube|id=80Fu9aPIqNc}} | ||
+ | |||
+ | Berikut dokumentasi foto terpilih dari acara ini: | ||
+ | <gallery> | ||
+ | File:Pembukaan OK Video Indonesia Media Arts Festival 2015.png | ||
+ | File:Dale Gorfinkel tengah mempersiapkan instalasinya sambil dibantu oleh Aditya Adinegoro .png | ||
+ | File:Deasy Elsara tengah memainkan instalasi game dari lifepatch.png | ||
+ | File:Dholy Husada sedang diwawancarai di warungnya pada pembukaan pameran openlab.png | ||
+ | File:Dholy Husada sedang memotong kayu.png | ||
+ | File:eksperimentasi Budi Prakosa pada penyemprot otomatis menggunakan sinyal.png | ||
+ | File:eksperimentasi dari Dale Gorfinkel.png | ||
+ | File:eksperimentasi Miebi Sikoki dari Digital Nativ Jakarta.png | ||
+ | File:Foto keluarga peserta Open Lab dan Kuratornya.png | ||
+ | File:Helmi dari WAFTLAB Surabaya sedang merakit instalasi pengocok minuman.png | ||
+ | File:Helmi Hardian mempersiapkan Instalasi pengaduk jamu.png | ||
+ | File:Instalasi Dale Gorfinkel bulu tangkis otomatis Liem Swie King.png | ||
+ | File:Instalasi game dari lifepatch.png | ||
+ | File:Instalasi game mesin jekpot dari lifepatch.png | ||
+ | File:Instalasi pin ball dengan hadiah yang beragam.png | ||
+ | File:Meth dari WAFTLAB dan Budi Prakosa tengah mengerjakan eksperimen.png | ||
+ | File:Miebi Sikoki sedang bermain game dengan menggunakan pistol mainan yang telah dioprek dengan menambahkan laser.png | ||
+ | File:Miebi Sikoki dengan latar instalasinya.png | ||
+ | File:Miebi Sikoki tengah menjelaskan karyanya kepada Ade Darmawan dan Veronika Kusumaryati .png | ||
+ | File:Presentasi dan pembukaan pameran open lab 2015.png | ||
+ | File:Rangkaian sirkuit elektronik eksperimen.png | ||
+ | File:Suasana meja OPENLAB 2015 di OK Video Indonesia Media Arts Festival.png | ||
+ | File:Twis dari WAFTLAB Surabaya.png | ||
+ | File:Warung Kang Dholy sebuah warung kontemporer untuk jamu dan minuman aneka rasa .png | ||
+ | File:Andreas Siagian sedang membuat pistol mainan dari kayu.png | ||
+ | File:Antrian menunggu Dholy Husada meracik minuman multi nasional di warungnya.png | ||
+ | File:Budi Prakosa sedang melakukan eksperimentasi dengan alat penyemprot otomatis.png | ||
+ | File:Open Lab OK Video 2015 - Warung Kang Dholy.jpg | ||
+ | File:Open Lab OK Video 2015 - Adhari Donora sedang mendokumentasi.jpg | ||
+ | File:Open Lab OK Video 2015 - Adhari Donora.jpg | ||
+ | File:Open Lab OK Video 2015 - Anggota Lifepatch yang mengikuti Open Lab OK Video 2015.jpg | ||
+ | File:Open Lab OK Video 2015 - Budi Prakosa di Instalasi Mesin Jekpot.jpg | ||
+ | File:Open Lab OK Video 2015 - Instalasi Mesin Jekpot.jpg | ||
+ | File:Open Lab OK Video 2015 - Instalasi Pengaduk Minuman.jpg | ||
+ | File:Open Lab OK Video 2015 - Instalasi Pinball Jawa 02.jpg | ||
+ | File:Open Lab OK Video 2015 - Instalasi Pinball Jawa 03.jpg | ||
+ | File:Open Lab OK Video 2015 - Instalasi Pinball Jawa.jpg | ||
+ | File:Open Lab OK Video 2015 - Miebi Sikoki.jpg | ||
+ | File:Open Lab OK Video 2015 - Tampilan Instalasi Bedil ala Orde Baru.jpg | ||
+ | File:Open Lab OK Video 2015 01.jpg | ||
+ | File:Open Lab OK Video 2015 - Meja Kerja.jpg | ||
+ | </gallery> | ||
[[Category: Aktivitas]] | [[Category: Aktivitas]] |
Latest revision as of 18:37, 25 July 2016

Open Lab merupakan salah satu program dalam Orde Baru, OK. Video - Indonesia Media Arts Festival 2015.
Deskripsi Program
Open Lab merupakan salah satu program dalam Orde Baru, OK. Video - Indonesia Media Arts Festival 2015. Program ini mengajak 4 komunitas yang bekerja dengan aplikasi kreatif teknologi untuk bekerja sama dalam memadukan, bertukar dan menghasilkan sebuah kerja kolaborasi dalam durasi waktu 5 hari selama festival berlangsung. 4 komunitas ini dipandu selama durasi waktu tersebut oleh kurator yang telah dipilih dan kerja mereka berlandaskan pada gagasan tema festival OK. Video kali ini, yaitu "Orde Baru".
Detail Program
Program Open Lab berlangsung pada:
- Hari/Tanggal: 14 - 19 Juni 2015
- Waktu: 12.00 - 18.00 WIB
- Tempat: Bangsal Galeri Nasional Indonesia
- Alamat: Jl. Medan Merdeka Tim. No.14 Gambir Kota Jkt Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jkt 10110 Indonesia
Presentasi Publik berlangsung pada:
- Hari/Tanggal: 9 Juni 2015
- Waktu: 18.00 WIB
- Tempat: Bangsal Galeri Nasional Indonesia
- Alamat: Jl. Medan Merdeka Tim. No.14 Gambir Kota Jkt Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jkt 10110 Indonesia
Kuratorial
Apabila kita melihat kembali ke masa Orde Baru, kebebasan berkumpul, berserikat, dan mengeluarkan pendapat sangat dibatasi karena dianggap dapat mengancam dan menggoyahkan eksistensi sebuah kekuasaan. Kita digiring untuk melakukan sesuatu dalam sebuah desain yang mengarah pada keseragaman dalam balutan propaganda kesatuan dan persatuan sebuah bangsa. Hilangnya kebebasan berekspresi dan represi terhadap narasi di luar narasi resmi pemerintah inilah yang menjadi salah satu penyebab mengapa seni di Indonesia, terutama terkait dengan teknologi media, tidak muncul di tahun ‘80-an. Yang berlanjut pada hilangnya kultur medium pada karya-karya seni media yang lahir kemudian di tahun ‘90-an.
Kini, ketika batasan-batasan itu runtuh, berbagai macam metode dan cara untuk bekerja secara bersama-sama terbuka luas. Platform kolaborasi mulai menandai kebebasan tersebut, yang pada saat ini, kita akan menggali potensi dari berbagai perspektif dan interdisipliner untuk menghubungkan praktek dan penelitian dari sebuah media (seni) dan teknologi sehingga dapat mengeksplorasi bagaimana produksi budaya kontemporer dapat memberikan pengetahuan tentang isu-isu yang kita hadapi sekarang.
Open Lab OK. Video adalah sebuah landasan dimana seniman berperan sebagai tukang ngoprek sekaligus menjadi kritis terhadap apa yang mereka kerjakan. Pada awalnya ini adalah sebuah usaha untuk memetakan cara kerja sekaligus menginvestigasi ide dibalik berbagai praktek seniman atau inisatif seni media di Indonesia. Namun lambat laun gagasannya merambah menjadi sebuah pertanyaan tentang bagaimana di masyarakat, ada sebagian dari kita yang menggunakan (seni) media yang tentu saja tidak hanya berkembang di ranah teknis atau hal-hal yang membicarakan mediumnya namun juga kritiknya yang beriringan dengan teknologi dan gagasan seni rupa.
Dengan menghindari jargon inovasi ataupun teknologi canggih, mereka justru menempatkan diri untuk menghasilkan diskusi dari konsep media itu sendiri. Mereka tidak didudukan sebagai seorang ilmuwan yang akan menawarkan sebuah solusi, tapi justru seseorang yang mempertanyakan sistem, mencoba kritis terhadap industrinya, kritis terhadap idenya atau bahkan mungkin sejarah teknologinya. Ada sisi polemis dari sebuah karya yang pada akhirnya masih menyisakan ruang untuk berpikir atau memaknai ulang apa yang sudah taken for granted. Jika kita tidak bisa membuat sistemnya, maka marilah kita yang melakukan penetrasi sistemnya untuk mengatasi atau menyiasati keterbatasan teknologi sehari-hari.
Maka istilah Open Lab OK Video dirancang sebagai tempat bertemunya kerja-kerja lintas disiplin untuk memperluas dan memperdalam pemahaman kita tentang sebuah isu yang akhirnya memungkinkan kita untuk saling mendengarkan, mengelaborasi dan menciptakan ulang dari teknologi Barat yang sudah kita terima begitu saja; kita yang tidak punya sejarah gagasan (teknologi Barat) yang panjang, namun kita memiliki dan dikelilingi berbagai perangkat dan produk canggih di dalam keseharian.
Jika ada makna seni tersirat disini, itu bukanlah sebagai akumulasi dari benda-bendanya, tetapi sebagai cara mendekati pengetahuan, dan melihat pengetahuannya bukan sebagai akumulasi data, tetapi sebagai mekanisme yang fleksibel dan organik untuk membaca sebuah realitas keseharian yang bersinggungan dengan teknologi. Seni sebagai cara berpikir, memperoleh pengetahuan dan sebagai alat untuk menumbangkan konvensi pembentukan budaya lama. Mungkin kekacauan adalah bagian dari proses tersebut, dimana keterhubungan yang tak logis sama pentingnya dengan yang logis, dan semuanya terjadi saat kita berusaha untuk membangun sistem yang baru.
Jakarta, Anti-Bobo 2015
Kurator
Program Open Lab dikuratori oleh Riksa Afiaty.
Riksa Afiaty adalah seorang kurator yang juga aktif berorganisasi bersama ruangrupa.
Riksa Afiaty sudah terlibat di Jakarta Biennale sejak 2013, sebagai koordinator artsitik dan pameran. Sebelumnya perempuan yang lahir di Bandung pada 1986 ini menimba pengalaman dan mengasah ilmu di OK. Video Festival pada 2011 dan 2013. Riksa juga banyak belajar dari residensi di Rumah Seni Cemeti pada 2013 dan lokakarya kurator di Japan Foundation Jakarta pada 2014. Sebagai kurator dan ko-kurator, ia sudah terlibat di sejumlah pameran di Jakarta dan Yogyakarta dari 2011; beberapa di antaranya Regeneration, Ayatana: On Mobility, dan Lukisan yang Baik: 40 Tahun Desember Hitam. Saat ini Riksa aktif berkegiatan di ruangrupa sebagai koordinator Art Lab.
Peserta
Adapun peserta Open Lab antara lain adalah:
- Digital Nativ
- Lifepatch
- Make.Do.Nia
- WAFT-Lab
Dokumentasi
Berikut dokumentasi video acara ini:
Berikut dokumentasi foto terpilih dari acara ini: